MEMAHAMI ENAM ISTILAH DALAM SOSIOLOGI (AKULTURASI, AGEISME, DETERMINISME, DIGITAL DIVIDE, DIASPORA, DAN HIPERRIALITAS)
Dalam Sosiologi ditemukan begitu banyak istilah, baik dari masyarakat Timur atau Barat. Istilah ini banyak digunakan dalam menganalisis situasi masyarakat dan fenomena yang terjadi saat ini. Di bawah ini ada enam istilah ilmu sosial yang sering digunakan dalam memahami situasi masyarakat. Adapun ke enam istilah tersebut dijelaskan di bawah ini:
1. Acculturation (akulturasi)
Sumber foto: https://www.tolerance.org/ |
Istilah ini digunakan untuk menerangkan baik proses kontak antarkebudayaan yang berbeda maupun hasil dari kontak semacam itu. Sebagai proses kontak antarkebudayaan, akulturasi mungkin melibatkan baik interaksi sosial langsung maupun pengenalan terhadap kebudayaan lain melalui media komunikasi. Sebagai hasil dari kontak semacam itu, akulturasi merujuk pada asimilasi oleh kelompok budaya lain yang memodifikasi budaya yang telah ada sehingga mengubah identitas kelompok. Mungkin ada ketegangan antar budaya lama dan baru menuju adaptasi bagi kedua budaya tersebut.
2. Ageisme
Sumber foto: https://jurnaba.co/memahami-fenomena-ageisme-di-era-digital/ |
Pertama kali
digunakan oleh Dr. R.N. Butler, direktur American Institute of Aging pada 1968.
Istilah ini mengacu pada streotip negatif terhadap kaum berusia lanjut yang
menggambarkan mereka secara tidak adil sebagai orang yang bangka rapuh dalam
sikap serta tidak mandiri secara psikologis dan sosial. Ageisme menjadi isu
politik yang penting dengan semakin bertambahnya orang-orang tua pada populasi
masyarakat Barat.
3. Detirminism (determinisme)
Sumber foto : https://isyraq.wordpress.com/2010/08/21/menolak-mazhab-determinisme/ |
Istilah ini
banyak disalahgunakan dalam Sosiologi, dipakai dalam beberapa pengertian:
- Sebuah teori disebut deterministik jika terlalu menekankan aspek kausal struktur sosial di atas otonomi atau ‘kehendak bebas’ subjek manusia. Penjelasan harus dicari dalam sifat struktur sosial, bukan sifat individu.
- Sosiologi Marxis sering dianggap menggunakan determinisme ekonomi karena semua gejala soosial dijelaskan berkenan dengan struktur ekonomi atau hubungan produksi.
- Teori determinasi teknologi adalah teori yang menyatakan bahwa perubahan sosial tergantung pada perubahan teknologi.
- Ilmuwan sosial kadang berpendapat bahwa gejala sosial harus dijelaskan dengan mengacu pada sifat-sifat biologis atau genetis. Hal ini mewujudkan determinis biologis.
4. Digital Divide
s
Sumber foto: https://www.nj.com/opinion/2020/07/the-digital-divide-in-our-schools-sheneman.html |
Ada banyak
pendapat mengenai internet. Ada pendapat bahwa internet akan merevolusi
penyediaan informasi bagi semua orang, meningkatkan kesadaran komunitas, dan bahkan
katanya memperbaiki partisipasi demokrasi. Hanya saja, semua aspek ini menunjukkan
adanya kesenjangan digital dan bahwa banyak orang tidak memiliki akses. Orang berusia
lanjut misalnya, kesulitan mengikuti perubahan digital sedangkan kaum perempuan
kurang menggunakan komputer meskipun proses ini berubah dengan cepat. Namun,
kesenjangan yang paling penting adalah kesenjangan sumber daya. Mereka yang
tidak memiliki uang untuk membeli peralatan komputer terbaru atau untuk
mendapatkan akses broadband, atau
tidak memiliki keterampilan, tidak akan mampu memanfaatkan internet
sebaik-baiknya. Kesenjangan ini hadir di masyarakat yang sudah maju. Kesenjangan
bahkan lebih luas terjadi antara masyarakat Barat dengan masyarakat kurang
maju. Akses komputer dan internet dengan kata lain, mereproduksi
ketidaksetaraan di dalam dan di antara
masyarakat.
5. Diaspora
Sumber foto: https://diplomatist.com/2020/07/22/an-overview-of-indian-diaspora-in-south-africa/ |
Kata ini
diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti ‘berhamburan’ dan aslinya mengacu
kepada masyarakat dan kebudayaan Yahudi. Dengan demikian, diaspora terjadi pertama
kali seperti yang diceritakan dalam Alkitab, ketika komunitas Israel di
Palestina ditaklukkan kemudian semua orang Yahudi ditangkap di Babylonia. Diaspora
kedua terjadi sesudah runtuhnya Kuil Yerusalem pada 70 SM ketika kaum Yahudi terpencar-pencar
di Mediterania. Dengan adanya globalisasi kontemporer, terutama mobilitas kerja
dan deregulasi dunia. Misalnya, hampir seluruh dari dua belas juta populasi
Sikh tinggal di luar India. Ada banyak
diaspora kaum muslim di Eropa dari Afrika Timur, Timur Tengah, dan Asia yang
berjumlah sekitar lima belas juta orang. Kemunculan komunitas ekpatriat ini
berarti bahwa kebudayaan transnasional terlah berkembang, sering kali
menyebabkan hibriditas budaya. Dengan pertumbuhan komunitas diaspora, mayoritas
masyarakat modern bersifat multikultural sementara perubah kultural ini membawa
konsekuensi penting dalam hal kewarganegaraan. Walaupun diaspora ini membawa
dampak bagi tuan rumah, pengalaman migrasi juga membawa dampak transformasi
membawa kebudayaan dan terjadinya campuran hibrida antara tradisi dan inovasi.
6. Hiperrialitas
Sumber foto: http://medhyhidayat.com/jean-baudrillard-simulasi-dan-hiperrealitas/ |
Istilah ini
digunakan oleh Baudrillard untuk menggambarkan pertumbuhan budaya iklan,
terutamma di Amerika Serikat, di mana gambar dan tanda sudah mengganti
realitas. Istilah ini digunakan untuk mengkritik masyarakat massa. Dalam mewakili
dunia sosial, kebudayaan visual ini membolehkan tipuan agar terlihat lebih realistis
daripada realitas. Hiperrealitas melibatkan ‘pembangkitan kenyataan oleh model
tanpa asal-usul atau realitas.’
Tags : Jurnal Sosiologi