Memahami Pengertian Sekte, Sekularisasi, dan Sentimen dalam Sosiologi
Sekte
Sekte adalah kelompok religius
eksklusif, sukarela, dan berskala kecil, yang meminta kesetiaan total dari
pengikutnya dan menekankan keterpisahannya dari dan penolakannya terhadap
masyarakat. Banyak perdebatan mengenai karakteristik dan variasi sub-tipe sekte
yang telah diidentifikasi dan diteliti oleh ahli Sosiologi, tetapi ‘tipologi
sekte gereja” tetap menjadi fokus utama Sosiologi Agama.
Sumber foto: https://www.cis.org.au/events/?category=acton-lecture |
Dijelaskan bahwa setiap sekte
sukses dalam merekrut anggota lalu bertumbuh besar dan kompleks, mereka
cenderung menyerupai denominasi, yang merupakan titik tengah kontinum antara
gereja-sekte. Suatu denominasi merupakan organisasi religius dengan keanggotaan
sukarela, toleransi yang bersifat doktrinal, dan pendekatan profesional.
Sekularisasi
Sumber foto: https://www.calonmastah.com/2019/02/pengertian-dan-pendapat-sekularisme.html |
Sekularisasi semulanya berarti
peralihan kekuasaan dari gereja pada negara, tetapi dalam penggunaannya kini
istilah itu menandai penolakan agama dalam masyarakat. Dalam Sosiologi istilah ini
dijelaskan dengan beberapa cara, yaitu:
- Dengan diferensiasi sosial menjadi wilayah-wilayah yang lebih khusus, agam menjadi salah satu dari sekian banyak institusi yang melayani pengikutnya. Oleh karena itu, sekularisasi merupakan pembatasan wilayah otoritas agama. Fundamentalisme sering kali dianggap merepresentasikan sebuah usaha untuk menghambat pembatasan otoritas agama ini.
- Rasionalisasi yaitu pengikisan otoritas keyakinan agama dan pemuka (ahli agama, misalnya ulama, pendeta). Penjelasan ini diasosiasikan dengan arti kekecewaan Weber. Meskipun diakui tentang adanya pengaruh sains dalam kehidupan sosial, banyak riset kini menunjukkan bahwa takhayul dan kepercayaan magis masih tetap tinggi dalam masyarakat yang maju.
- Sekularisasi dihubungkan juga dengan modernisasi, sering kali dikombinasikan antara diferensiasi dan rasionalisasi yang merupakan sebuah gugus proses yang menekankan individualisme, demokrasi politik, nilai-nilai liberal, dan norma efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Karena modernisasi mengikis tradisi, sekularisasi juga memotong fondasi sosial ekonomi dan komunal yang mendukung agama.
- Sekularisasi boleh jadi merupakan transformasi agama ketika agama menyesuaikan kondisi sosial yang baru. Misalnya ahli Durkheim menyatakan bahwa agama adalah transformasi, Thomas Luckman berargumen bahwa masyarakat modern mempunyai “agama yang tersembunyi,” mewujud dalam kepercayaan-kepercayaan mengenai fenomena spiritual yang tidak penting dalam agama Kristen atau bukan merupakan unsur agama formal.
Sentimen
Konsep sentimen memiliki dua
makna, yaitu:
Sumber foto: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/ |
- Sentimen merupakan emosi-emosi yang terpola secara kultural – emosi marah berhubungan dengan sentimen penghinaan.
- Di dalam teori pertukaran interaksi antara individu di dalam kelompok sosial menciptakan sentimen kolektif mengenai loyalitas, persahabatan, akulturisme, kesetiaan kepada kelompok, yang pada gilirannya memperkuat norma-norma umum. Sentimen bukanlah perasaan internal dan subjektif, tetapi merupakan tanda jelas, dan bisa diteliti, mengenai solidaritas antar individu yang muncul dalam interaksi. Akan tetapi kedua perspektif itu, betapa pun berbeda, memperlakukan sentimen sebagai ciri esensial dalam pertukaran sosial.
Tags : Jurnal Sosiologi