Jenis-Jenis Validitas Penelitian Kuantitatif
Dalam berbagai literatur
penelitian kuantitatif (Huck, 2012; Manning & Don Munro, 2006; Nardi, 2003;
Pallant, 2010), terdapat tiga jenis validitas yang sering didiskusikan para ahli
statistik, yakni validitas isi (content validity), validitas kriteria
pembanding (criterionrelated validity), validitas konstruk (construct
validity).
1. Criterion Validity
Criterion validity berkaitan dengan apakah alat pengukuran yang baru sudah
tepat sesuai dengan istrumen pengukuran lainnya yang dianggap sebagai model
atau telah dipakai secara luas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam konteks
ini, peneliti perlu membandingkan instrumen penelitian yang baru dengan instrumen
penelitian lainnya. Dalam bidang psikologi misalnya, hasil tes dengan
menggunakan alat pengukuran kecerdasan yang baru dikorelasikan dengan alat
pengkuran kecerdasan yang telah dipakai secara luas, yakni Stanford-Bined. Dua hal
utama yang perlu dibandingkan ialah konteks responden yang terdapat dalam Kedua
alat pengukuran dan secara khusus dalam penelitian korelasi, skor hasil tes
perlu dibandingkan untuk melihat nilai korelasi koefisien kedua instrumen Huck
(2012) menjelaskan bahwa Korelasi Pearson dipakai untuk melihat korelasi
kedua skor instrumen. Semakin besar nilai korelasi Pearson (r) kedua instrumen,
semakin tingkat tingkat validitas instrumen tersebut.
2. Content Validity
Validitas isi (content
validity) berkaitan dengan apakah butir-butir pernyataan (item-item)
yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang hendak
diukur. Misalnya, hendak meneliti tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk tujuan tersebut, perlu membuat
kajian literatur (literatur review) tentang gaya-gaya kepemimpinan kepala
sekolah dalam era MBS. Berdasarkan litertaur review, kemudian berikutnya menyusun
kuesioner misalnya dalam beberapa bagian.
- Informasi demografis (latar belakang) responden,
- Gaya kepemimpinan distributif,
- Gaya kepemimpinan autentik,
- Gaya kepemimpinan moral,
- Gaya kepemimpinan transformasional,
- Gaya kepemimpinan situasional.
Pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner disusun berdasarkan masing-masing gaya kepemimpinan kepala
sekolah tersebut, sehingga diharapkan agar item-item tersebut dapat mewakili
seluruh landasan teoritis tentang topik penelitian tersebut.
3. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk ini
berkaitan apakah alat penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan
kerangka teoritis yang tepat dan relevan. Kuesioner yang memiliki validitas
konstruk tinggi selalu berdasarkan defenisi atau batasan para ahli tentang
konsep tersebut, bukan defenisi kamus. Misalnya, ingin mengukur efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah, maka perlu ditentukan dulu konsep teoritis tentang
teori efektivitas dan kepemimpinan serta hubungan keduanya dalam efektivitas
kepemimpinan di sekolah. berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disusun
butir-butir pernyataan dan/atau pertanyaan-pertanyaan yang sesuai. Dengan SPSS,
item-item kuesioner dan/atau tes perlu diukur dengan menggunakan analisis
faktor.
Sumber: Agustinus Bandur, Harjanto Prabowo. 2021.
Penelitian Kuantitatif: Metodologi, Desain, dan Analisis Data dengan SPSS,
AMOS, & Nvivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tags : Metopel